Kamis, 11 Agustus 2016

Fiction Horror Story #2

Hello Guys ... Kembali dengan saya AMA Story, oya sekarang saya akan memberikan cerita baru ... dengan cerita fiksi horor yang menegangkan dan sedikit disturbing bagi yang tidak kuat membacanya. Kuharap kalian menyukainya, selamat membaca dan seperti saya bilang sebelumnya, jika merasa terganggu dengan ceritanya ... jangan dilanjutkan demi kesehatan anda (/ ^w^)/

Note : Jika ada kalimat yang mungkin mengganggu dari segi penulisan atau ada kalimat/atau kata yang tidak dimengerti. Bisa berikan komentar, kritik dan saran.

~~~~~~~~~~

[Genre : Hard Gore]


PATUNG


[Pembukaan]
Aku sedang melakukan pekerjaan biasaku, yakni menyiksa orang. Itu sudah menjadi kebiasaanku semenjak aku ditinggal kedua orang tuaku. Ayahku meninggal dunia akibat ditembak mati, karena kesalahannya yang lupa menyembunyikan korban siksaannya. Sedangkan ibuku meninggal karena mendengar ayahku yang sudah tiada lalu mengunci dirinya di dalam kamar selama bertahun-tahun tanpa makan.


Pekerjaan mereka sama yakni menyiksa orang, hanya bedanya bapakku itu agak kotor dan sangat keras dalam penyiksaannya. Biasanya dia hanya menyiksa laki-laki saja. Sedangkan ibuku dalam penyiksaannya, dia selalu bersih dan perlahan. Dia sangat suka menyiksanya.


Nah sekarang giliranku yang mengganti hobby mereka, jadi aku menggabungkan kedua cara ortuku menjadi satu seperti saat ini sekarang.


[Proses Penyiksaan]

 
"Tang" 
Aku menarik semua giginya secara paksa dengan satu persatu, dia mengerang kesakitan. 'Sepertinya dia senang', gumamku dalam hati. Lalu aku melanjutkannya dengan menarik kelopak matanya secara paksa juga, 'Hemh sepertinya kamu bahagia'. Terakhir aku melanjutkannya dengan memutar dan mematahkan semua jari jemarinya, darah merembes ke luar. Wuihh, nikmatnya (Korban 1, Perempuan)


"Mesin pemotong rumput"
* Grinnnnnn ....
 
Aku memotong semua telapaknya yang dimulai dari ujung jari jemarinya hingga akhir telapak kakinya, darahnya berceceran dengan derasnya dan potongan dagingnya terpental kemana-mana. Selanjutnya aku mencukur habis mulut dan hidungnya. (Korban 2, laki-laki)


"Galon"
Aku menidurkannya di lantai lalu membawa galon air, dan menghantamkannya ke kedua tangan dan kakinya berkali-kali hingga bentuknya tidak normal lagi. (K01, Pr)


"Gergaji mesin dan Blender"
Aku menidurkannya di kasur yang sempit dengan membiarkan kedua tangan dan kakinya keluar kasur. Aku mengambil gergaji mesinku lalu memotong sikut dan dengkulnya, agar yang mengarah keluar lepas terlebih dahulu. Setelah selesai aku mengambil blenderku lalu mem-blender Kedua dengkulnya hingga pangkal pinggang dengan kekuatan 3 dan terakhir Mem-blender kedua sikutnya hingga bahu. (K02, L)


"Pisau dapur + Peti mati"
Aku merobek bajunya dengan pisauku, lalu menguliti semua kulitnya hingga hanya tersisa kulit kepalanya saja, dia mengerang kesakitan ... 'Sepertinya dia sedih apa yang kurang ya?' Gumamku dalam hati. Aku mengambil pengasah pisauku dan mulai memotong semua otot-ototnya secara perlahan. Darah kembali bertebaran dan memenuhi ruang kerjaku. 'Yak sedikit lagi selesai', aku mengambil 2 peti matiku di gudang. Satu peti mati untuknya, dan peti mati satunya untuk yang lain. Aku memasukkannya dengan perlahan ke dalam peti mati yang sudah kusiapkan lalu menutupnya. Kudengar dia masih berteriak. Aku membiarkannya dan berpindah ke satunya. (K01, Pr)


"Pisau Cincang + Peti mati"
Aku mengiris dagingnya cukup dalam dari perut hingga dadanya, lalu mengiris lagi dari bawah tulang rusuk kiri hingga bawah tulang rusuk kanan. Dia kembali meronta kesakitan, tapi aku tidak ... aku merasa dia meronta-ronta karena kurang. Aku memegang tulang rusuknya dan memukulnya dengan pisau cincang. Tapi aku memukulnya perlahan agar tidak terkena jantungnya. Setelah memotong semua tulang rusuknya. Aku memasukkannya ke dalam peti yang berlubang di perutnya sama seperti aku memberikannya pada satunya. Aku keluar terlebih dahulu untuk mengambil sesuatu. (K02, L)


"Minyak panas"
Aku kembali ke tempat kerjaku dengan membawa beberapa derijen khusus untuk minyak panas. Lalu membedirikan peti mati pertama, dan aku hanya masih mendengar suaranya yang parau. Akhirnya aku menuangkan minyak panas itu ke dalam peti mati. Aku bisa mendengar teriakan kesenangannya, aku tersenyum. Setelah teriakannya tidak ada, aku membiarkan minyak agar mengering terlebih dahulu. (K01, Pr)


"Belatung"
Aku membawa seember belatung dan menuangkannya ke peti mati kedua. Belatung-belatung itu langsung menggeliat kesana kemari dan menggerogoti seluruh badannya. Aku tersenyum, dan aku tinggal menunggu mereka sambil mengecheck catatanku. (K02, L)


"Lelehan besi"
Aku menaruh kedua peti itu di tepat khusus, lalu menuangkan lelehan besi ke dalam kedua peti itu. 'Akhirnya bisa bikin patung juga' gumamku dalam hati.


[Penutup]
Setelah semuanya selesai, aku mendinginkan patung itu di tempat khusus dan siapa untuk dijual. 'Ayah dan ibu, terima kasih atas pengajarannya' gumamku sambil melihat ke atas.


--- Tamat ---

Rabu, 10 Agustus 2016

Fiction Horror Story #1


Hai salam kenal, disini aku akan membuat salah satu tema cerita kesukaanku ... yakni cerita Horror. Selamat membaca, semoga kamu suka dan jangan terlalu memaksakan diri jika tidak kuat dalam membacanya. (/ ^w^)/

Note : Jika merasa terganggu dengan alur atau sudut pandang yang membuat anda bingung. Mungkin bisa di-message ke saya, biar saya perbaiki kalimat mana yang kemungkinan mengganggu anda.

-----

Genre : Roman & Bloody


 "Kamu Peliharaanku"

Pada suatu hari ada seorang anak remaja yang sedang melakukan sosialisasi melalui media sosial seperti Facebook atau twitter. Lalu ada satu temennya yang nge-PM dirinya. Dia mengecheck isi pesan dari temannya ...

[Message Open]
Teman : Bang Samuel ... ayo kita bunuh orang ...
Samuel : Eh ... Drake, seriusan kamu?
Drake : Aku serius ... dia berada dekat kuliahku, kamu suka ngeliat orang mati kan dengan cara yang tidak mengenakkan?
Samuel : Ah ... gila tetep enggak, aku sukanya cuma lihat doang ... kalau ngelakuin aku tidak menginginkannya karena aku belum berani.
Drake : Akh ... kamu ini, kita tinggal ngajak dia jalan-jalan terus kita cari tempat yang sepi ... nah kita mainin dia disana, bagaimana? kan Abang suka yang gore ...
Samuel : Emhn ...
Drake : Kalau masih ragu tidak apa bang, aku tunggu di taman.
[Message End]

~~~~~

Sekarang Samuel merasa bingung sekaligus takut, dia masih paranoid dengan kejadian dulu ketika dia kehilangan kendali emosinya dimana dia membunuh satu kelasnya saat mencium bau darah dan membunuh mereka semua dengan keji.

Dia pergi ke kamar mandi dan mencari obat penenang lalu melihat cermin, 'Huft ... aku harus kuat, aku harus bisa menahan emosiku jangan sampai muncul lagi' ujarnya dalam hati sambil meminum obat penenang.

Ting ... Ting ...

Samuel mendengar suara message masuk dari hapenya, dia keluar dari dalam kamar mandi lalu mengambil hapenya lalu memeriksanya.

[Message Open]
Drake : Sam ... dia di dekatku ... mau ikut tidak?
Samuel : ngga ah ...
Drake : Kamu serius ... seru loh ... kamu bagian menyiksanya aku bagian potong-potongnya.
Samuel : Engh ... baiklah ... tapi aku cuma ingin ngeliat kamu aja.
Drake : Okay aku tunggu di depan taman ... dia bersamaku sekarang.
[Message End]

~~~~~

Samuel menutup hapenya dan menghela nafas, 'Semoga tuhan memaafkanku' ujarnya dalam hati sambil menaruh hapenya dalam kantong ... lalu mengambil jaket hoodie hitamnya dan mengendarai motornya menuju Taman.

Sekitar 1 1/2 jam Samuel sampai taman dan melihat Drake yang memakai baju hitam sedang merangkul seseorang yang bercengkrama dengannya.

"Hey Drake ... apa kabar? lama tidak jumpa" sapa Samuel setelah turun dari motornya.

"Hey Sam ... baik kok, ini ada temenku namanya Kabal" ujar Drake memperkenalkan temennya.

"Hey Kabal ... salam kenal, namaku Samuel ..." ujar Samuel sambil berjabat tangan.

"Oh ... hey ... salam kenal, namaku Kabal" Ujar kabal sambil menepuk pundaknya Samuel.

"Emh ... lebih baik kita percepat waktu saja Sam ... benar tidak Bal?" ujar Drake sambil menepuk pundak mereka berdua.

"Owh ... iya bener, lebih baik kita jalan saja sekarang" Ucap Kabal senang.

"Kemana? Dan mau ngapain?" tanya Samuel bingung.

"Pokoknya ke tempat yang seru bener ga, Kabal?" ujar Drake sambil menepuk pelan punggung Kabal.

"Iyah ... katanya aku bisa berlatih di tempat itu agar menjadi kuat" ujar Kabal senang.
Samuel berpikir sejenak lalu melihat ke Drake, Drake yang melihat kelakuan Samuel agak bingung lalu mendekatinya sambil berbisik.

"Kenapa tidak ke rumahmu saja?" tanya Drake Pelan.

"Apa maksudmu?" Tanya Samuel heran.

"Aku tahu ... kamu sebenarnya jika mulai kehilangan ..."

"STOP!!! SETAN!! Baiklah ikut aku!" Ucap Samuel kasar.

Drake hanya tersenyum lalu mengajak Kabal masuk ke mobilnya, Kabal hanya heran melihat perilaku Samuel yang secara tiba-tiba berubah menjadi kasar. Lalu dia memalingkan wajah dan masuk ke mobil Drake tanpa perasaan was-was menghmapirinya.

Sedangkan Samuel kembali ke motornya dan memandu mereka berdua untuk mengikutinya, sekitar 1 1/2 jam akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Drake membantu Kabal turun dan merangkulnya lalu membawanya ke dalam rumah Samuel.

Samuel kembali memandu mereka sambil membawa obat penenang, mereka menuruni sebuah tangga yang agak terjal dan melewati beberapa lorong gelap hingga akhirnya sampailah mereka di sebuah ruangan kosong yang hanya menyediakan beberapa alat aneh di dalamnya.

"Kabal kamu masuk duluan biar aku ngobrol dulu sama temanku" ujar Drake sambil mendorong pelan Kabal ke dalam ruangan.

Samuel yang melihat itu kaget dan menepuk pundak Drake agak keras sambil berkata,

"Drake apa yang kau lakukan!!" bentak Samuel melihat kelakuan Drake yang mendorong Kabal ke dalam ruangan.

"Hehe ... aku hanya ingin melihat seekor tikus percobaan yang akan dijadikan mainan oleh seekor hewan buas" ujar Drake tersenyum jahat.

"Apa maksudmu bangsat!!!" bentak Samuel sambil menghajar wajahnya Drake.

Drake terjatuh sambil tersenyum lalu bangkit dan menepek pundak Samuel yang sudah terlihat emosi. Drake tersenyum dan mencium jidat Samuel sambil berkata,

"kakak sayang ... aku ingin melihat kakak bermain dengan mainan kakak yang baru" ujar Drake sambil mencium bibir Samuel.

Samuel terkejut dan mundur darinya, tapi dia lebih terkejut ketika mengetahui obat penenang yang dia pegang sudah tidak ada. Dia mendengar sebuah siulan di hadapannya yang ternyata adalah Drake yang sedang berdiri sambil memegang obat penenang.

Karena kesal Samuel berlari ke arah Drake dan berusaha mengambil obat penenang itu darinya.

Bagh! Bruakk!! Blangh~

Samuel merintih kesakitan ketika perutnya ditinju oleh Drake dan dibanting ke dalam ruangan. Drake juga tidak lupa mengunci pintu sambil menggemboknya dan tertawa terbahak-bahak. Samuel merasa emosinya makin mengendalikan dirinya, dia bangkit dan melabrak pintu demi mendapatkan obat penenang itu.

"Kakakku tersayang aku akan melepaskanmu setelah kamu memainkan dia untukku ... hehe ... aku suka melihat kakak seperti ini" ujar Drake sambil menjilat mulut Samuel.

Seperti anjing yang merasa takut dengan majikannya, Samuel tunduk dan diam lalu menghampiri Kabal dengan senyum iblisnya. Kabal yang melihat kejadian itu langsung ketakutan bukan main, dan menyadari bahwa dirinya dalam bahaya.

Dia merogoh sakunya dan mengambil hapenya untuk menelepon polisi, Samuel menyadari hal itu melalui instingnya dan menghampiri Kabal sambil membawa kapak. Dia berjalan perlahan ke arah kabal dan kabal hanya bisa terbata-bata dan gemetar ketika mengetik nomor polisi.

"Apa yang kau lakukan kawan?" tanya Samuel mendekatkan wajahnya ke wajah Kabal.

Kabal terkejut bukan main dan keringat bercucuran deras dari tubuhnya,

"Ah ... ak ... Aku ti-tidak ta-tahu ... ak-aku ha-hanya i-ngin melihat isi pe-pesan hape-ku" ujar Kabal terbata-bata.

"Bagaimana kalau kita bermain?" sambil menyambit tangan Kabal dengan Kapak hingga tangan yang memegang Hape tanggal dari tubuhnya.

Kabal berteriak kesakitan, darahnya mengalir deras dari tangan kanannya. Samuel tersenyum dan mulai tertawa ketika mencium bau dari darah Kabal.

"Darahmu O ya? Aku tahu ... pantas saja baunya manis, sekarang mari kita bermain" ujar Samuel sambi mengangkat Kabal dan membawanya ke tengah.

Kabal diikat di atas sebuah kasur besar yang dingin, lalu Samuel mengapak pergelangan tangan kiri, pergelangan kaki kanan dan kiri. Darah kembali bermuncratan dan suara dari Kabal terdengar merdu. Samuel duduk di bawah guyuran darah dari tangan kanannya dan meminum darahnya.

Kabal hanya bisa menangis karena menahan sakit yang amat sangat, tidak sampai disitu Samuel mengambil timah panas dan menumpahkannya ke bagian-bagian tubuhnya yang sudah terpotong. Kabal menangis lebih kencang dan meringis kesakitan.

Samuel hanya tersenyum tanpa ada rasa bersalah, dia menghampiri meja lalu mengambil garpu dan pisau kemudian kembali ke tubuh kabal yang tidak berdaya. Samuel tersenyum sambil mencoblos kedua matanya dengan Garpu dan pisau secara bersamaan.

Darah mengalir lagi dan Kabal mulai meronta kesakitan, Samuel berusaha menarik garpu dan berusaha mencongkel matanya. Dia melihat saraf otak yang masih nyambung dengan matanya lalu memotong sarafnya dengan pisau. Setelah tercabut matanya, dia lalu memakannya dengan lahap.

Tidak sampai situ, dia mencabut pisaunya lalu memotong kelopak mata dan bibir dari Kabal, Kabal hanya bisa meronta pelan dan dan tidak bisa menangis. Setelah memotong kelopak mata dan bibirnya, Samuel menyiram wajahnya dengan air cuka.

Kenikmatan yang didapatkan semakin membuat senang Samuel, dia tidak berhenti sampai disini. Dia mengambil pisaunya, membedah perutnya lalu menghambur-hamburkan isinya dan menyiramkan perutnya dengan air cuka lagi.

Kabal meronta pelan dan hanya bergerak sedikit karena kesakitan, Samuel merasa puas dan melihat tubuh Kabal. Samuel menikmati tubuh Kabal sebelum menghabisinya, setelah selesai dia mengambil besi panas lalu menyula tubuh Kabal yang tidak berdaya.

Kabal meronta kesakitan tapi Samuel mencium bibirnya Kabal agar tenang dan terbukti dia diam tidak bergerak setelah ujung besi panas itu menembus jantungnya. Samuel merasa lelah tapi senang karena melihat mainannya itu menikmatinya hingga akhir hayat.

Samuel hampir terjatuh dan Drake memeluk Samuel sebelum terjatuh ke lantai, Drake membawanya ke kursi dan memangkunya setelah bertatap mata mereka berpelukan. Drake mengekang leher Samuel menggunakan Kalung anjing dan berciuman.

"Now ... you're belong to me honey ... You are my pet" ujar Drake sambil memeluk Samuel.

"Yes ... I'm belong to you, I'm your pet now" ujar Samuel sambil menJilat Drake.

"Permainanmu bagus Kakak ... lain kali aku ingin melihatmu seperti ini, aku sayang Kakak" ujar Drake sambil memeluk Samuel.

"Terima kasih, sayang" ujar Samuel sambil memainkan kepala kabal yang sudah dipotongnya.

--- Tamat ---