Note : Jika ada kalimat yang mungkin mengganggu dari segi penulisan atau ada kalimat/atau kata yang tidak dimengerti. Bisa berikan komentar, kritik dan saran.
~~~~~~~~~~
[Genre : Hard Gore]
PATUNG
[Pembukaan]
Aku sedang melakukan pekerjaan biasaku, yakni menyiksa orang. Itu sudah menjadi kebiasaanku semenjak aku ditinggal kedua orang tuaku. Ayahku meninggal dunia akibat ditembak mati, karena kesalahannya yang lupa menyembunyikan korban siksaannya. Sedangkan ibuku meninggal karena mendengar ayahku yang sudah tiada lalu mengunci dirinya di dalam kamar selama bertahun-tahun tanpa makan.
Aku sedang melakukan pekerjaan biasaku, yakni menyiksa orang. Itu sudah menjadi kebiasaanku semenjak aku ditinggal kedua orang tuaku. Ayahku meninggal dunia akibat ditembak mati, karena kesalahannya yang lupa menyembunyikan korban siksaannya. Sedangkan ibuku meninggal karena mendengar ayahku yang sudah tiada lalu mengunci dirinya di dalam kamar selama bertahun-tahun tanpa makan.
Pekerjaan mereka sama
yakni menyiksa orang, hanya bedanya bapakku itu agak kotor dan sangat
keras dalam penyiksaannya. Biasanya dia hanya menyiksa laki-laki saja.
Sedangkan ibuku dalam penyiksaannya, dia selalu bersih dan perlahan.
Dia sangat suka menyiksanya.
Nah sekarang giliranku
yang mengganti hobby mereka, jadi aku menggabungkan kedua cara ortuku
menjadi satu seperti saat ini sekarang.
[Proses Penyiksaan]
"Tang"
Aku menarik
semua giginya secara paksa dengan satu persatu, dia mengerang
kesakitan. 'Sepertinya dia senang', gumamku dalam hati. Lalu aku
melanjutkannya dengan menarik kelopak matanya secara paksa juga, 'Hemh
sepertinya kamu bahagia'. Terakhir aku melanjutkannya dengan memutar
dan mematahkan semua jari jemarinya, darah merembes ke luar. Wuihh,
nikmatnya (Korban 1, Perempuan)
"Mesin pemotong rumput"
* Grinnnnnn ....
* Grinnnnnn ....
Aku memotong semua telapaknya yang dimulai dari ujung jari jemarinya
hingga akhir telapak kakinya, darahnya berceceran dengan derasnya dan
potongan dagingnya terpental kemana-mana. Selanjutnya aku mencukur habis
mulut dan hidungnya. (Korban 2, laki-laki)
"Galon"
Aku menidurkannya di lantai lalu membawa galon air, dan menghantamkannya ke kedua tangan dan kakinya berkali-kali hingga bentuknya tidak normal lagi. (K01, Pr)
Aku menidurkannya di lantai lalu membawa galon air, dan menghantamkannya ke kedua tangan dan kakinya berkali-kali hingga bentuknya tidak normal lagi. (K01, Pr)
"Gergaji mesin dan Blender"
Aku menidurkannya di kasur yang sempit dengan membiarkan kedua tangan dan kakinya keluar kasur. Aku mengambil gergaji mesinku lalu memotong sikut dan dengkulnya, agar yang mengarah keluar lepas terlebih dahulu. Setelah selesai aku mengambil blenderku lalu mem-blender Kedua dengkulnya hingga pangkal pinggang dengan kekuatan 3 dan terakhir Mem-blender kedua sikutnya hingga bahu. (K02, L)
Aku menidurkannya di kasur yang sempit dengan membiarkan kedua tangan dan kakinya keluar kasur. Aku mengambil gergaji mesinku lalu memotong sikut dan dengkulnya, agar yang mengarah keluar lepas terlebih dahulu. Setelah selesai aku mengambil blenderku lalu mem-blender Kedua dengkulnya hingga pangkal pinggang dengan kekuatan 3 dan terakhir Mem-blender kedua sikutnya hingga bahu. (K02, L)
"Pisau dapur + Peti mati"
Aku merobek bajunya dengan pisauku, lalu menguliti semua kulitnya hingga hanya tersisa kulit kepalanya saja, dia mengerang kesakitan ... 'Sepertinya dia sedih apa yang kurang ya?' Gumamku dalam hati. Aku mengambil pengasah pisauku dan mulai memotong semua otot-ototnya secara perlahan. Darah kembali bertebaran dan memenuhi ruang kerjaku. 'Yak sedikit lagi selesai', aku mengambil 2 peti matiku di gudang. Satu peti mati untuknya, dan peti mati satunya untuk yang lain. Aku memasukkannya dengan perlahan ke dalam peti mati yang sudah kusiapkan lalu menutupnya. Kudengar dia masih berteriak. Aku membiarkannya dan berpindah ke satunya. (K01, Pr)
Aku merobek bajunya dengan pisauku, lalu menguliti semua kulitnya hingga hanya tersisa kulit kepalanya saja, dia mengerang kesakitan ... 'Sepertinya dia sedih apa yang kurang ya?' Gumamku dalam hati. Aku mengambil pengasah pisauku dan mulai memotong semua otot-ototnya secara perlahan. Darah kembali bertebaran dan memenuhi ruang kerjaku. 'Yak sedikit lagi selesai', aku mengambil 2 peti matiku di gudang. Satu peti mati untuknya, dan peti mati satunya untuk yang lain. Aku memasukkannya dengan perlahan ke dalam peti mati yang sudah kusiapkan lalu menutupnya. Kudengar dia masih berteriak. Aku membiarkannya dan berpindah ke satunya. (K01, Pr)
"Pisau Cincang + Peti mati"
Aku mengiris dagingnya cukup dalam dari perut hingga dadanya, lalu mengiris lagi dari bawah tulang rusuk kiri hingga bawah tulang rusuk kanan. Dia kembali meronta kesakitan, tapi aku tidak ... aku merasa dia meronta-ronta karena kurang. Aku memegang tulang rusuknya dan memukulnya dengan pisau cincang. Tapi aku memukulnya perlahan agar tidak terkena jantungnya. Setelah memotong semua tulang rusuknya. Aku memasukkannya ke dalam peti yang berlubang di perutnya sama seperti aku memberikannya pada satunya. Aku keluar terlebih dahulu untuk mengambil sesuatu. (K02, L)
Aku mengiris dagingnya cukup dalam dari perut hingga dadanya, lalu mengiris lagi dari bawah tulang rusuk kiri hingga bawah tulang rusuk kanan. Dia kembali meronta kesakitan, tapi aku tidak ... aku merasa dia meronta-ronta karena kurang. Aku memegang tulang rusuknya dan memukulnya dengan pisau cincang. Tapi aku memukulnya perlahan agar tidak terkena jantungnya. Setelah memotong semua tulang rusuknya. Aku memasukkannya ke dalam peti yang berlubang di perutnya sama seperti aku memberikannya pada satunya. Aku keluar terlebih dahulu untuk mengambil sesuatu. (K02, L)
"Minyak panas"
Aku kembali ke tempat kerjaku dengan membawa beberapa derijen khusus untuk minyak panas. Lalu membedirikan peti mati pertama, dan aku hanya masih mendengar suaranya yang parau. Akhirnya aku menuangkan minyak panas itu ke dalam peti mati. Aku bisa mendengar teriakan kesenangannya, aku tersenyum. Setelah teriakannya tidak ada, aku membiarkan minyak agar mengering terlebih dahulu. (K01, Pr)
Aku kembali ke tempat kerjaku dengan membawa beberapa derijen khusus untuk minyak panas. Lalu membedirikan peti mati pertama, dan aku hanya masih mendengar suaranya yang parau. Akhirnya aku menuangkan minyak panas itu ke dalam peti mati. Aku bisa mendengar teriakan kesenangannya, aku tersenyum. Setelah teriakannya tidak ada, aku membiarkan minyak agar mengering terlebih dahulu. (K01, Pr)
"Belatung"
Aku membawa seember belatung dan menuangkannya ke peti mati kedua. Belatung-belatung itu langsung menggeliat kesana kemari dan menggerogoti seluruh badannya. Aku tersenyum, dan aku tinggal menunggu mereka sambil mengecheck catatanku. (K02, L)
Aku membawa seember belatung dan menuangkannya ke peti mati kedua. Belatung-belatung itu langsung menggeliat kesana kemari dan menggerogoti seluruh badannya. Aku tersenyum, dan aku tinggal menunggu mereka sambil mengecheck catatanku. (K02, L)
"Lelehan besi"
Aku menaruh kedua peti itu di tepat khusus, lalu menuangkan lelehan besi ke dalam kedua peti itu. 'Akhirnya bisa bikin patung juga' gumamku dalam hati.
Aku menaruh kedua peti itu di tepat khusus, lalu menuangkan lelehan besi ke dalam kedua peti itu. 'Akhirnya bisa bikin patung juga' gumamku dalam hati.
[Penutup]
Setelah semuanya selesai, aku mendinginkan patung itu di tempat khusus dan siapa untuk dijual. 'Ayah dan ibu, terima kasih atas pengajarannya' gumamku sambil melihat ke atas.
Setelah semuanya selesai, aku mendinginkan patung itu di tempat khusus dan siapa untuk dijual. 'Ayah dan ibu, terima kasih atas pengajarannya' gumamku sambil melihat ke atas.
--- Tamat ---